Manajemen Risiko


Manajemen Risiko PT Alamtri Resources Indonesia Tbk

Bisnis dan kegiatan operasional PT Alamtri Resources Indonesia Tbk, yang dijalankan oleh anak-anak perusahaannya, terpapar terhadap berbagai risiko yang dapat membahayakan kelancaran operasi maupun kelangsungan perusahaan. Dengan demikian, AlamTri dan anak-anak perusahaannya (“Grup AlamTri”) perlu mengidentifikasi seluruh risiko tersebut agar perusahaan dapat mempersiapkan serangkaian strategi manajemen risiko yang efektif dan dapat dilaksanakan secara terstruktur, sistematis, dan konsisten oleh semua lini dalam organisasi. Strategi-strategi tersebut perlu diterapkan dalam setiap kegiatan perusahaan, terutama membuat keputusan operasional maupun finansial yang signifikan bagi keberlanjutan bisnis, untuk mendukung perusahaan dalam meningkatkan nilai pemegang saham melalui pertumbuhan bisnis yang sehat.

 

Kebijakan Manajemen Risiko PT Alamtri Resources Indonesia Tbk

AlamTri telah membentuk Komite Sponsor Manajemen Risiko, Unit Manajemen Risiko, serta Risk Champion untuk mendukung penerapan manajemen risiko secara menyeluruh dan merata di perusahaan-perusahaan Grup AlamTri, termasuk menyosialisasikan kebijakan, panduan, bimbingan dan aktivitas lainnya yang terkait dengan bidang manajemen risiko. Risk Champion adalah para personil yang ditunjuk untuk menjadi perwakilan Unit Manajemen Risiko di lapangan untuk mengidentifikasi, melaporkan, dan memantau penerapan mitigasi risiko di unit kerja mereka serta membangun budaya sadar risiko.

AlamTri mengadopsi Standar ISO 31000:2018 – Pedoman Manajemen Risiko, yang terdiri dari 3 (tiga) komponen utama:

  1. Prinsip Manajemen Risiko
    1. Terintegrasi
    2. Terstruktur dan Komprehensif
    3. Disesuaikan
    4. Inklusif
    5. Dinamis
    6. Informasi Terbaik yang Tersedia
    7. Faktor Manusia dan Budaya
    8. Perbaikan Berkelanjutan
  2. Kerangka kerja manajemen risiko, yang terdiri dari:
    1. Kepemimpinan dan komitmen
      1. Menerbitkan pernyataan atau kebijakan manajemen risiko.
      2. Memastikan ketersediaan sumber daya.
      3. Menetapkan kewenangan, tanggung jawab, dan akuntabilitas.
      4. Menyesuaikan dan mengimplementasikan semua komponen kerangka kerja.
    2. Integrasi Manajemen Risiko dalam seluruh proses bisnis melalui:
      1. Perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian target dan tujuan perusahaan.
      2. Proses bisnis dan manajemen proyek.
      3. Manajemen K3LH.
      4. Manajemen krisis.
      5. Audit internal.
    3. Desain

      Dengan filosofi “make it clear, make it simple”, manajemen risiko didesain menjadi tiga tingkatan: strategis, taktis dan operasional.

    4. Implementasi

      Manajemen risiko diimplementasikan dengan pendekatan top-down dan bottom-up untuk memastikan integrasi manajemen risiko Induk dan Anak Perusahaan dengan pendekatan ORMP (objektif, risiko, mitigasi dan perencanaan).

    5. Evaluasi

      Manajemen menetapkan target pengelolaan risiko, mengukur progresnya secara berkala melalui penilaian tingkat maturitas dan survei budaya risiko, meninjau kebijakan dan pedoman teknis, serta memantau efektivitas kerangka kerja dan proses manajemen risiko.

    6. Perbaikan manajemen risiko

      Hasil evaluasi ditindaklanjuti untuk memperbaiki manajemen risiko secara berkelanjutan.

  3. Proses manajemen risiko
    1. Komunikasi dan konsultasi.
    2. Penetapan lingkup, konteks, dan kriteria.
    3. Identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko.
    4. Perlakuan risiko.
    5. Pemantauan dan tinjauan risiko.
    6. Pencatatan dan pelaporan.

 

Model Tiga Lini

Model tiga lini digunakan untuk memastikan checks and balances. Model ini terdiri atas:

  1. Lini Pertama: meliputi seluruh anak perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengelola risiko.
  2. Lini Kedua: meliputi seluruh fungsi korporat selain Departemen Audit Internal, yang bertanggung jawab untuk menyediakan keahlian, dukungan, pemantauan dan evaluasi risiko, termasuk menentukan kebijakan, standar, pedoman teknis, dan perangkat manajemen risiko lainnya.
  3. Lini Ketiga: meliputi Departemen Audit Internal, yang bertanggung jawab memberikan jaminan yang independen dan objektif atas pengendalian (tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal). Dapat juga disediakan jaminan tambahan dari pihak eksternal, misalnya dari auditor eksternal.

 

Profil Risiko PT Alamtri Resources Indonesia Tbk

 Di sepanjang tahun, tim manajemen risiko memantau, menganalisis, dan mengukur tingkat setiap risiko yang teridentifikasi dalam kegiatan bisnis dan operasional perusahaan. Pergerakan tingkat risiko dipantau dan dicatat setiap bulan untuk menganalisis tren dan memprediksi potensi arah pergerakan (naik, turun, atau stabil) dari risiko-risiko tersebut. Per akhir tahun 2024, perusahaan telah mengidentifikasi 10 (sepuluh) risiko utama, yang terdiri dari 2 (dua) jenis risiko pada level kritis (risiko proyek dan risiko K3LH) dan 8 (delapan) risiko pada level tinggi (risiko makroekonomi, risiko industri, risiko perubahan regulasi, risiko cuaca, risiko hubungan masyarakat, risiko gangguan bisnis, risiko kualitas produk, dan risiko disrupsi produksi).

Informasi lebih lanjut dapat ditemukan dalam Laporan Tahunan 2024 kami. 

 

Strategi Penanganan Perubahan Iklim

AlamTri mengintegrasikan risiko terkait iklim ke dalam manajemen risiko Perusahaan untuk memastikan ketahanan operasional dan keberlanjutan bisnis. Risiko fisik, seperti cuaca ekstrem, banjir, dan kekeringan, dapat mengganggu rantai pasokan dan operasional Perusahaan. Untuk mengurangi dampaknya, AlamTri telah menerapkan strategi mitigasi yang mencakup asuransi komprehensif dan Business Continuity Plan (BCP) guna menjaga stabilitas bisnis.

Selain itu, AlamTri telah menetapkan kebijakan manajemen krisis untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat. Crisis Management Team (CMT) telah menyusun Rencana Manajemen Krisis untuk semua anak Perusahaan serta merancang program latihan lima tahun ke depan guna meningkatkan kesiapan dalam menghadapi bencana. Latihan ini akan dilakukan secara berkala untuk memastikan Perusahaan dapat merespons, memulihkan, dan melanjutkan operasi secara efektif setelah krisis terjadi.

Survei Budaya Risiko

Survei budaya risiko di Grup AlamTri dengan melibatkan pihak independen. Survei budaya risiko yang terakhir (tahun 2023) menghasilkan nilai budaya risiko 4,25 dari 5,00 untuk AlamTri (meningkat dari 4,00 pada tahun 2017), yang menandakan budaya risiko yang tinggi baik di t ingkat manajemen maupun karyawan, meskipun beberapa aspek masih perlu ditingkatkan, misalnya kompetensi manajemen risiko. Ke depannya, survei ini akan dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Beberapa langkah perusahaan untuk membangun perilaku dan budaya risiko yang positif adalah mengadakan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, selain memperbarui infrastruktur manajemen risiko untuk menjamin efektivitasnya.

Terakhir update pada Selasa, 24 Juni 2025 / 23:40 WIB | 57644